5 Negara dengan Pekerja yang Paling Banyak Berserikat

Salah satu sumber kekuatan serikat pekerja/serikat buruh adalah jumlah keanggotaannya. Hal ini tergambar dalam tingkat partisipasi berserikat yang dinamakan union density. Bagaimana tingkat partisipasi berserikat di dunia? Di mana posisi Indonesia? Simak jawaban lengkapnya!


ILO memperkirakan serikat buruh yang ada di dunia memiliki anggota sekitar 251 juta pada tahun 2019. Dari 2008 hingga 2019, jumlah anggota serikat bertambah sekitar 8,7 juta orang. Akan tetapi, angka ini tidak seimbang dengan pertumbuhan pekerja di dunia dari 2,9 miliar (2008) hingga mencapai 3,29 miliar (2019). 

Kondisi di atas berpengaruh terhadap angka partisipasi serikat suatu negara, yaitu union density. Union density adalah persentase pekerja yang menjadi serikat pekerja. Secara global, ILO mencatat tingkat union density sebesar 11,2% di tahun 2019. Angka ini relatif sedikit menurun dari 12,3% di tahun 2008. 

Tingkat union density umumnya tinggi di negara-negara dengan perlindungan hak pekerja yang kuat dan tradisi serikat buruh yang solid. Selain itu, faktor-faktor seperti kondisi ekonomi, persepsi terhadap serikat buruh, dan kebijakan negara juga berpengaruh. 

Berikut 5 negara dengan Union Density tertinggi di dunia:

 

1. Islandia

Serikat buruh memainkan peranan utama dan penting dalam dunia kerja di Islandia. Hampir sebagian besar pekerjanya merupakan anggota dari serikat pekerja. Data ILO (2019) menyebutkan tingkat kepesertaan pekerja yang berserikat sekitar 91,4%. Itu artinya, 9 dari 10 pekerja di Islandia merupakan anggota serikat. Ada empat konfederasi terbesar yang ada di Islandia, dari berbagai sektor industri dan wilayah:

  • ASI, the Icelandic Confederation of Labour

Konfederasi ASI terdiri dari lima federasi yang berafiliasi dengan ASI. ASI memiliki 46 serikat buruh yang terdiri dari pekerja kantoran, ritail, konstruksi, elektrik, dan juga sektor privat dan publik. Total keanggotaannya saat ini berjumlah 133 ribu. 

  • BSRBthe Federation of State and Municipal Employees

BSRB adalah federasi serikat pekerja di sektor pemerintahan terbesar di Islandia. Berdiri pada 1942, BRSB memiliki 19 serikat yang berafiliasi dengan lebih dari 23 ribu anggota, yang dua pertiganya adalah anggota perempuan. BSRB adalah serikat yang berhasil mengkampanyekan pengurangan waktu kerja dari 40 jam/minggu menjadi 36 jam/minggu. 

  • BHM, the Confederation of University Graduates

BHM adalah konfederasi lulusan universitas yang anggotanya berasal dari sektor pemerintahan dan swasta. Dengan 24 organisasi yang berafiliasi dengannya, BHM memiliki sekitar 18 ribu anggota. 

  • KI, the Icelandic Teachers’ Union

KI adalah  serikat pekerja guru, kepala sekolah, komite, dan dewan siswa yang terdapat di taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah musik. Berdiri tahun 2000, KI memiliki lebih dari 10 ribu anggota. Serikat KI memastikan anggotanya mendapatkan gaji dan kondisi kerja yang layak. 

 

2. Denmark

Tak jauh dari Islandia, tradisi serikat buruh yang kuat membuat jumlah keanggotaan serikat di Denmark mencapai 67%. Dengan union density 67%, regulasi ketenagakerjaan bahkan sebagian tidak diatur dalam undang-undang di negaranya. Sebab, serikat pekerja di level nasional dapat membuat perundingan kolektif bersama organisasi pengusaha. Sebagai contoh, pengaturan upah sendiri dinegosiasikan di level perusahaan atau sektoral bersama dengan perusahaan.  

Saat ini, terdapat dua konfederasi serikat buruh di Denmark. Konfederasi terbesar adalah FH (Fagbevaegelsens Hovedorganisastion), yang berdiri karena bergabungnya dua konfederasi terbesar yaitu LO (Landsorhanisationen I Danmark) dan FTF (Confederation of Professionals in Denmark) pada 1 Januari 2019. FH memiliki 79 serikat yang berafiliasi dengan jumlah anggota sebesar 1,4 juta.

 

3. Swedia

Swedia memiliki jumlah keanggotaan serikat per populasi sebesar 65,2%. Angka ini, meski termasuk tinggi, sebetulnya jauh menurun dari tahun 2000, yang sempat mencapai angka 80%. Hingga kini, terdapat tiga konfederasi terbesar yang ada di Swedia:

  • Landsorganisationen I Sverige (LO)

LO merupakan rumah bagi 14 serikat buruh yang berafiliasi di dalamnya, dan berasal dari sektor publik dan serikat. Berdiri pada 1898, LO berhasil mengorganisir 1,4 juta pekerja dengan 660 ribunya adalah perempuan.

  • Tjänstemännens Centralorganisation (TCO)

Berdiri pada 1931, TCO adalah konfederasi yang mewadahi 12 serikat buruh dari berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, perdagangan, media, kepolisian, industri, teknologi dan telekomunikasi. Jumlah anggotanya, menurut data 2018, berkisar 1,2 juta orang, dengan 60% adalah perempuan. 

  • Sveriges akademikers centralorganisation (Saco)

Saco adalah konfederasi yang mewadahi 21 asosiasi profesional independen. Berdiri pada 1947, Saco memiliki 960 ribu anggota yang terdiri dari profesional lulus perguruan tinggi, seperti ekonom, pengacara, dokter, insinyur, ilmuwan, guru, dan lainnya. 

 

4. Finlandia

Menurut data ILO (2019), Finlandia memiliki union density sebesar 58,8%. Salah satu kemenangan besar yang dicapai serikat buruh Finlandia adalah sistem jaminan kehilangan pekerjaan. Sistem ini dilindungi dua skema: skema keanggotaan (dengan iuran) dan skema asuransi sosial dari pemerintah (tanpa iuran). Kehadiran serikat buruh di Finlandia berkaitan dengan tiga organisasi konfederasi berikut ini:

  • Suomen Ammattiliittojen Keskusjärjestö (SAK)

SAK adalah konfederasi terbesar di Finlandia dengan total anggota lebih dari 1 juta pekerja atau setara satu per lima dari total populasi negara tersebut. Berdiri pada tahun 1969, SAK memiliki 17 afiliasi serikat pekerja dari sektor industri, transportasi dan jasa, sektor pemerintah daerah dan pusat, hingga jurnalistik dan sektor kebudayaan.

  • Toimihenkilökeskusjärjestö (STTK)

STTK merupakan konfederasi serikat buruh yang memiliki anggota sebesar 420 ribu orang. Berdiri pada 1946, STTK terdiri dari 13 anggota serikat buruh dari sektor industri jasa, sektor publik di pusat dan negara bagian, bidang kesehatan, dan keagamaan.

  • Korkeakoulutettujen työmarkkinakeskusjärjestö (Akava)

Akava berdiri pada tahun 1950 dengan 36 afiliasi serikat buruh di dalamnya. Akava memiliki 620 ribu anggota yang berasal dari latar belakang lulus perguruan tinggi dan para profesional. Anggota Akava biasanya menduduki posisi level manajemen atau ahli di satu bidang seperti pendidikan, teknologi, atau pengobatan. Itulah sebabnya, 70% warga negara dengan lulusan perguruan tinggi adalah anggota Akava. Selain itu, ia juga memiliki anggota dari kalangan mahasiswa yang jumlah sebesar 127 ribu orang. 

 

5. Norwegia

Dengan populasi 5 juta, Norwegia memiliki tingkat union density sebesar 50,4%. Salah satu keistimewaan anggota serikat buruh di Norwegia adalah pemotongan pajak. Untuk tahun pajak 2023 misalnya, seorang anggota serikat pekerja Norwegia bisa mendapatkan potongan pajak hingga 7.700 NOK, atau setara 11 juta rupiah. Di negara ini, terdapat setidaknya empat konfederasi terbesar:

  • Landsorganisasjonen i Norge (LO)

LO adalah organisasi serikat buruh terbesar di Norwegia dengan 22 serikat di bawahnya. Berdiri pada 1899, LO sudah mengorganisir 1 juta buruh di Norwegia. Mayoritas anggotanya merupakan pekerja kerah biru.

  • Utdanningsgruppenes Hovedorganisasjon (UNIO)

Berdiri pada Desember 2001, UNIO merupakan konfederasi terbesar kedua di Norwegia. Dengan 14 afiliasi serikat buruh, UNIO memiliki 400 ribu anggota yang berasal dari lulusan perguruan tinggi dengan pekerjaan di sektor pemerintahan. 

  • Yrkesorganisasjonenes Sentralforbund (YS)

YS berdiri pada tahun 1977, sebagai konfederasi yang mewadahi 11 serikat buruh. Total anggotanya berjumlah 240 ribu pekerja. YS terlibat aktif dalam badan tripartit nasional, pengembangan kebijakan perburuhan, dan isu isu seperti ekonomi, kesejahteraan, inklusifitas, dan lingkungan kerja. 

  • Akademikerne

Akademikerne adalah konfederasi dari organisasi profesional dengan kualifikasi tinggi, seperti pengacara, insinyur, psikolog, peneliti, dokter ilmuwan sosial, arsitek, lulusan sekolah bisnis, ekonom, dokter gig, agronom, hingga staf di angkatan darat. Saat ini, Akademikerne mempunyai 13 organisasi afiliasinya dengan 255 ribu anggota

Lima negara dengan tingkat union density tersebut memiliki dampak positif tidak hanya bagi pekerjanya, tetapi juga pengusaha dan negaranya. Indonesia sendiri berada di urutan 81 dengan union density sebesar 13% pada tahun 2019. Data mutakhir menyebutkan angka tersebut sudah menurun menjadi 11,76% di tahun 2022. 



Baca juga:

8 Alasan Harus Bergabung dengan Serikat Pekerja

5 Tips Membangun Solidaritas Antar Rekan Kerja



Sumber:

Union Density Serikat Pekerja di Berbagai Negara 

Aturan Ketenagakerjaan di Denmark

Konsolidasi Konfederasi Serikat Pekerja Denmark

Sistem Jaminan Kehilangan Pekerjaan di Finlandia

Pemotongan Pajak untuk Anggota Serikat Pekerja di Norwegia

 
Loading...