Di tempat kerja, pekerja sering dihadapkan dengan teman kerja yang bisa jadi tidak begitu peduli satu sama lain. Hal ini dapat dipahami mengingat tiap pekerja memiliki prioritasnya sendiri. Meskipun demikian, solidaritas antar teman kerja pada akhirnya diperlukan untuk mendorong perbaikan dalam pemenuhan hak dan kesejahteraan bersama. Apabila kamu berniat mendorong solidaritas antar teman kerjamu, kamu dapat menggunakan tips-tips di bawah ini!
1. Mulai mendengarkan keresahan dan permasalahan rekan kerjamu
Awali dengan bertanya mengenai hal-hal yang mengganjal bagi teman kerjamu terkait pekerjaannya, seperti beban kerja, jam lembur, kerja di akhir pekan, sulitnya mengambil cuti, dan lain sebagainya. Kamu dapat mulai bertanya, “kamu kenapa sering lembur akhir-akhir ini? Apa kerjaan sebanyak itu? Cerita dong!”
Pastikan kamu menyimak keresahan dan permasalahan teman kerjamu ini dengan penuh empati atau turut merasakan sehingga ia juga akan merasa diperhatikan. Jika rekanmu enggan bercerita atau berbagi, kamu bisa memulai berbagi terlebih dahulu. Ini dapat mendorong teman kerjamu untuk mulai terbuka dan saling membangun kepercayaan
2. Dokumentasikan keresahan dan permasalahan terkait kerja
Setelah bertanya dan mendengarkan, kamu harus mencatat dan mendokumentasikan setiap cerita-cerita tersebut baik dalam bentuk catatan teks, atau mungkin foto dan video. Hal ini kemungkinan diperlukan di kemudian hari sebagai bukti.
Sebelum kamu menyimpan cerita-cerita tersebut, pastikan teman kerjamu menyetujui kisahnya didokumentasikan dan boleh dibagikan kepada orang lain. Pastikan dokumentasi ini tidak menyasar kepada personal pekerja namun sebagai persoalan bersama. Karena satu masalah bisa saja dialami oleh banyak pekerja di kemudian hari. Hal ini menegaskan bahwa setiap pekerja di perusahaanmu tidak sendiri. Selain itu, cerita-cerita yang didokumentasikan dengan baik dapat dibagikan dan didiskusikan satu sama lain.
3. Lakukan upaya pembelaan rekan kerjamu
Strategi membangun gerakan kolektif pekerja yang paling efektif adalah dengan melakukan advokasi atau pembelaan. Upaya ini dapat berupa advokasi kasus maupun advokasi kebijakan, misalnya dengan berunding dengan perusahaan untuk menghasilkan aturan yang menjawab atau menyelesaikan persoalan kerja dan melindungi kepentingan pekerja. Keberhasilan advokasi sangat penting untuk memperoleh kepercayaan dari teman kerjamu.
4. Petakan kawan, lawan, dan pihak netral
Di tempat kerja, kamu akan menemukan beragam pihak dengan beragam kepentingan. Karena itu, penting untuk memetakan siapa yang akan menjadi kawan, lawan, dan pihak netral. Semua orang yang mendukung dan berkomitmen dalam pemenuhan hak-hak pekerja adalah kawan. Mereka bisa jadi teman kerja sesama divisi atau atasan sekalipun. Setelah mengetahui siapa saja kawanmu, kamu akan mudah untuk mendekati dan mengumpulkan mereka semua.
Selain kawan, kamu juga harus mengenali siapa saja lawanmu, yaitu mereka yang kemungkinan besar akan menentang usaha-usaha bersama memenuhi hak pekerja. Biasanya, pihak lawan ini diisi oleh manajemen perusahaan dan HRD yang ingin menekan biaya sebesar-besarnya, dengan mengorbankan hak pekerja. Meskipun, tidak semua HRD berperilaku seperti. Kepada lawan ini, kamu sebaiknya mengambil jarak dan mengamati perilakunya yang dapat merugikan diri dan teman kerjamu.
Terakhir adalah pihak netral. Pihak-pihak ini masih belum memiliki sikap. Mereka biasanya masih menunggu dan ragu-ragu. Kepada pihak netral, sebaiknya kamu berpikir positif bawa mereka pun dapat berpotensi sebagai kawan, sambil waspada pula pada posisinya yang bisa saja berbalik.
5. Mulai dengan kelompok kecil
Setelah berulang kali ngobrol dan nongkrong dengan teman-teman kerja, saatnya kamu membentuk kelompok kecil. Kelompok ini adalah ruang aman untuk saling bercerita, berbagi, dan nantinya menentukan langkah-langkah ke depan. Mereka yang tergabung dalam kelompok kecil adalah pihak kawan yang sudah kamu petakan sebelumnya. Pastikan semua orang sudah mengenal baik satu sama lain, dan mengetahui tujuan dari kelompok kecil ini. Dengan kelompok kecil ini, kamu dan teman kerjamu dapat membangun solidaritas bersama dengan strategis dan sistematis. Lebih jauh, kelompok kecil ini dapat dijadikan modal untuk mengawali pembentukan serikat pekerja atau serikat buruh di tempatmu bekerja.
Setelah menyimak lima tips membangun solidaritas di tempat kerja, apakah kamu penasaran ingin mencobanya? Ataukah kamu sudah pernah melakukan sebagian dari tips-tips di atas?
Baca juga:
Apa itu kebebasan berserikat?
Mengenal Organisasi Pengusaha di Indonesia
Penjelasan mengenai Hubungan Industrial
Tanya jawab seputar Perjanjian Kerja Bersama
Cara perundingan Perjanjian Kerja Bersama
8 Alasan Bergabung dengan Serikat Pekerja
Sumber: