Apa saja kerugian ekonomi yang dapat diakibatkan oleh pelecehan seksual di tempat kerja?

This page was last updated on: 2024-08-16

Terlepas dari kerugian emosional dan sosial, pelcehan seksual juga dapat berdampak pada kinerja di tempat kerja. Pelecehan di tempat kerja dapat menyebabkan absensi, peningkatan perputaran pekerja , produktivitas dan prestasi kerja yang lebih rendah.

A. Produktivitas :

Korban pelecehan seksual mungkin tidak dapat bekerja sesuai dengan tingkat produktivitas normal mereka. Jika pelaku pelecehan berhasil menahan korban untuk melaju ke posisi lebih tingga dalam perusahaan, perusahaan dapat merugi karena kandidat terbaik untuk posisi tersebut mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mengisinya. Selain itu, berurusan dengan masalah pelecehan seksual memerlukan waktu yang panjang dimana waktu tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang lain.

B. Moral Pekerja :

Pelecehan seksual juga mengakibatkan penurunan semangat kerja pekerja. Ancaman pelecehan seksual, lingkungan kerja yang tidak nyaman, atau konflik dan stres yang disebabkan oleh insiden pelecehan seksual, secara dramatis dapat menurunkan semangat kerja pekerja.

C. Perputaran Pergantian Pekerja :

Perputaran pekerja dapat menjadi masalah. Pengusaha mungkin kehilangan karyawan berbakat karena pelecehan seksual atau lingkungan kerja yang tidak nyaman - tidak hanya para korban, tetapi juga saksi dari tindak pelecehan seksual, yang sering kali memilih untuk meninggalkan tempat kerja akibat pengalamannya dengan pelecehan seksual

Pengusaha juga dapat mengalami kerugian akibat cuti sakit, asuransi kesehatan, dan biaya hukum.

Mengapa perempuan terkadang tidak melaporkan kasus pelecehan seksual di tempat kerja?

Ada sejumlah alasan mengapa beberapa perempuan tidak melaporkan pelecehan seksual jika terjadi pada mereka. Alasan tersebut termasuk ketakutan akan kehilangan pekerjaan, ketakutan tidak didukung oleh supervisor dan/atau kolega, ketakutan akan kekerasan atau perlakuan kasar oleh pelaku pelecehan, dan ketakutan harus menjalani proses investigasi formal dengan majikan tidak simpatik.

Terkadang perempuan tidak melaporkan kasus pelecehan seksual karena mereka berpikir "semua orang sudah tahu" dan tindakan belum diambil. Mereka kehilangan kepercayaan pada sistem, meskipun sudah ada kebijakan di tempat kerja, dan/atau Undang-Undang Ketenagakerjaan yang kuat untuk melindungi mereka.

Ada juga ketakutan laporannya tidak dianggap serius atau justru malah disalahkan. Pelaku bisa lari dari kasus pelecehan seksual dengan berkelit bahwa yang mereka lakukan adalah tindakan berdasar daya tarik seksual pada umumnya.

Terkadang korban disalahkan karena cara berpakaian atau tingkah laku yang "provokatif/mengundang"

Tindakan pelecehan seksual juga terkadang dibenarkan karena perempuan bekerja di sektor pekerjaan yang didominasi oleh laki-laki (ini adalah pekerjaan laki-laki, perempuan tidak pantas berada disini)

 
Loading...