Menjadi Pekerja Rumah Tangga (PRT) bukanlah impian dari Suripah atau yang biasa dipanggil dengan nama Ipah. Ipah menjadi PRT karena tidak ada pilihan lain. Pekerjaan sebagai PRT tidak memerlukan keahlian khusus, modal yang besar ataupun pendidikan yang tinggi sehingga mudah untuk dimasuki.
Sudah berapa lama Ipah berprofesi sebagai Pekerja Rumah Tangga?
Saya sudah bekerja sebagai PRT sejak tahun 2006, selama 5 tahun tersebut, saya telah bekerja untuk 5 majikan. Seringkali saya hanya bekerja selama 4 – 6 bulan di satu majikan hanya majikan saya yang terakhir ini, saya merasa kecocokan dan telah bekerja selama 2,5 tahun.
Apa yang mendorong Ipah memilih profesi PRT menjadi pekerjaan?
Alasannya sederhana saja karena saya hanya memiliki ijazah SD yang membuat saya tidak memiliki pilihan lain selain menjadi PRT. Saya sendiri sebenarnya mempunyai keterampilan menjahit, sempat mencoba melamar bekerja di pabrik Garmen tetapi pabrik tersebut mengharuskan pekerjanya memiliki ijazah SMP. Sehingga saya mengurungkan niat saya untuk bekerja di pabrik.
Saat ini juga marak perusahaan agen penyalur PRT, apa Ipah pernah menggunakan jasa agen penyalur?
Pernah sekali saja. Saya tidak suka dengan sistem kerja mereka, sebagai PRT kita dirugikan oleh mereka. Upah bulanan dipotong oleh agen, terkadang kita juga diharuskan untuk bohong (yang sebenarnya betah dibuat-buat menjadi tidak betah di suatu tempat) alasannya bukanlah untuk kepentingan saya melainkan untuk kepentingan keuntungan agen.
Apakah Ipah sempat berniat untuk menjadi pekerja migran/TKW?
Tidak sama sekali. Seringkali saya diajak oleh teman-teman untuk menjadi pekerja migran, tetapi saya selalu tolak. Alasannya karena semenjak saya melihat berita-berita yang ada di TV mengenai pekerja migran khususnya yang berada di Saudi Arabia, saya takut. Bayaran yang besar tidak menggoda saya untuk mencoba menjadi pekerja migran, ketakutan saya lebih besar.
Apa tanggapan Ipah mengenai pekerja migran sekarang?
Saya heran sebenarnya kenapa masih banyak orang-orang yang berminat menjadi pekerja migran, padahal kalau kita lihat pemberitaan di TV, saya sih takut. Tapi ya mungkin, orang-orang yang memutuskan jadi pekerja migran tidak memiliki pilihan lain, karena di Indonesia sulit untuk mencari pekerjaan dengan gaji yang mencukupi. Dengan pertimbangan, gaji besar dan pekerjaan yang harus dilakukan sama saja dengan di Indonesia, mereka pun memberanikan diri untuk menjadi pekerja migran.
Selama menjadi PRT, apakah Ipah sempat mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan?
Pernah. Saya mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Semenjak kejadian itu, saya langsung berhenti dan mencari majikan lain. Lalu ada juga beberapa dari majikan saya yang tidak memperbolehkan saya untuk keluar rumah.
Apakah Ipah mengetahui tentang perjuangan Serikat Pekerja dan LSM pembela pekerja perempuan agar PRT mempunyai Peraturan perundang-undangan sendiri?
Sekilas saya pernah melihat di TV mengenai peraturan PRT, tapi saya sendiri tidak tahu banyak mengenai itu.
Apakah Ipah setuju/mendukung adanya peraturan perundang-undangan tersebut?
Sangat setuju! Sudah saatnya PRT mempunyai peraturan yang melindungi, jadi kita tidak diperlakukan semena-mena oleh majikan ataupun agen penyalur. Karena sebenarnya keberadaan PRT sangat dibutuhkan.
Apakah Ipah berminat untuk bergabung dengan persatuan pembela PRT yang nantinya bisa berjuang bagi teman-teman PRT yang lain?
Saya rasa tidak. Saya orangnya adem ayem, tidak suka keributan dan tidak mau berdemo. Saya terima hasil dari perjuangan teman-teman PRT saja. Semoga PRT punya Undang-Undang sendiri.