Mengenal Menteri Perempuan di Kabinet Jokowi – JK Periode 2014 - 2019

Kabinet Kerja Jokowi – JK periode 2014 – 2019 memiliki jumlah menteri perempuan terbanyak sepanjang sejarah RI yakni 8 orang, dari total 34 Menteri. Siapa saja menteri perempuan yang termasuk dalam Kabinet Kerja Jokowi – JK?

Presiden Joko Widodo telah mengumumkan daftar nama-nama yang akan mengisi 34 pos Kementerian Republik Indonesia. Jumlah yang sama seperti halnya jumlah Menteri pada Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, akan tetapi perbedaan yang paling menonjol adalah Kabinet Kerja Jokowi - JK memiliki jumlah menteri perempuan terbanyak sepanjang sejarah RI yakni 8 orang, dari total 34 Menteri yang ditunjuk oleh Presiden.

 

Berikut adalah profil kedelapan srikandi di Kabinet Kerja Jokowi - JK :

1. Retno Lestari Priansari Marsudi – Menteri Luar Negeri

Penunjukkan Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri hal yang menjadi sorotan, dikarenakan Retno merupakan Menteri Luar Negeri perempuan pertama di Indonesia.

Retno merupakan alumnus Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UGM angkatan 1981, dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 di Haagsche Hooge School Jurusan Hukum EU, Den Haag.

 

Sebelum menjabat menjadi Menteri Luar Negeri, Retno menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda sejak 2012, dan juga menjabat sebagai Duta Besar RI di Norwegia dan Islandia pada tahun 2005 - 2008.

 

Dengan adanya Menteri Luar Negeri perempuan, diharapkan peningkatan kualitas diplomat perempuan akan terus bertambah.

 

2. Susi Pudjiastuti - Menteri Kelautan dan Perikanan

Ada berbagai hal yang membuat Susi Pudjiastuti ramai dibicarakan publik, salah satunya adalah fakta bahwa ia tidak lulus SMA. Meskipun begitu, hal tersebut tidak menghalangi Susi untuk merintis usahanya dari bawah hingga menjadi sukses seperti sekarang.

 

Sebelum menjabat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi merupakan Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Marine Product (eksportir hasil-hasil perikanan) dan PT ASI Pudjiastuti Aviation (maskapai penerbangan Susi Air).

 

Semoga sosok Susi dapat menjadi panutan bagi para perempuan yang sedang merintis usahanya.

 

3. Siti Nurbaya Bakar - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Sudah 30 tahun Siti Nurbaya malang melintang di jajaran pemerintahan.  Siti Nubaya merupakan Ketua DPP Partai Nasional Demokrat dan ia juga aktif sebagai dosen di IPB dan pembina lembaga swadaya masyarakat.

 

Sebelum menjabat menjadi  Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya adalah PNS berpretasi dengan meraih banyak penghargaan di antaranya Satya Lencana Karya Satya XXX dan XX dan PNS Teladan. Puncaknya pada 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan Bintang Jasa Utama.

 

4. Puan Maharani - Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Nama Puan Maharani memang sudah sering kali terdengar. Ia terlahir dalam keluarga politisi mulai dari kakeknya, Soekarno proklamator Republik Indonesia, dan juga ibunya Megawati Soekarnoputri, Presiden RI kelima sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan.

 

Puan memulai karir politiknya ketika menjadi anggota DPP KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Bidang Luar Negeri. Puan bertugas di Komisi I menggantikan posisi Tjahjo Kumolo di DPR periode 2009-2014. Sebelum ditunjuk menjadi Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan sempat menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP di DPR periode 2014-2019 dan menjadi menteri termuda di kabinet kerja Jokowi - JK.

 

5. Nila F. Moeloek - Menteri Kesehatan

Nama Nila Moeloek memang tidak asing di dunia kesehatan. Pada kabinet Indonesia Bersatu II di bawah SBY, Nila nyaris menduduki jabatan menteri  kesehatan, akan tetapi tanpa alasan yang jelas, ia batal dilantik meski sudah mengikuti proses seleksi. Nila yang juga merupakan istri dr. Farid Anfasa Moelok, Menteri Kesehatan di era presiden B.J. Habibie pada 1997 – 1999 dinilai sebagai sosok yang kaya akan pengalaman.

 

Nila Moeloek sebelumnya menjabat sebagai Ketua Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia (Perdami), ia juga masih aktif mengajar di program doktor pasca sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan Nila dipercaya menjadi Utusan Khusus Presiden RI untuk Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2009-2014.

 

6. Khofifah Indar Parawansa - Menteri Sosial

Khofifah Indar Parawansa yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan era Presiden Abdurrahman Wahid, kini didaulat menjadi Menteri Sosial. Khofifah merupakan alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, ia lalu meneruskan pendidikannya di Universitas Indonesia pada bidang keilmuan yang sama.

 

Di tahun 1992 – 1997, Khofifah merupakan anggota DPR fraksi PPP tetapi akhirnya pindah partai. Ia masuk ke PKB dan menjadi anggota DPR dari fraksi partai barunya dari tahun 1998. Khofifah juga sempat mengikuti Pemilihan Gubernur Jawa Timur tahun 2013 walau akhirnya ia kalah.

 

7. Yohana Susana Yambise - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Selain memiliki menteri luar negeri perempuan pertama, kabinet kerja Jokowi – JK ini juga mempunyai menteri wanita pertama yang berasal dari Papua.

 

Yohana Susana Yembise merupakan dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua. Dia adalah perempuan Papua pertama yang diberi gelar guru besar oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai profesor doktor bidang desain silabus dan material development.

 

8. Rini Mariani Soemarno – Menteri Badan Usaha Milik Negara

Rini Soemarno, yang menjadi Kepala Staff Tim Transisi merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Wellesly College Massachusetts AS pada 1981. Pada awal karirnya, Rini sempat bekerja di Departemen Keuangan Amerika Serikat, setelah itu ia kembali ke Indonesia dan mulai meniti karir hingga berhasil menjadi presiden direktur di beberapa perusahaan besar diantaranya adalah PT. Astra Internasional dan PT. Kanzen Motor Indonesia. Rini juga memiliki pengalaman di dunia politik, ia pernah mepercaya menjabat sebagai Menteri  Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Gotong Royong (2001-2004).

 

Akan tetapi karirnya tidak sepenuhnya berjalan mulus, Rini Soemarno yang juga merupakan mantan Ketua Tim Transisi Jokowi-JK, pernah tersangkut dalam beberapa kasus dugaan korupsi, antara lain adalah kasus pembelian pesawat tempur Sukhoi dan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia

 

Meski demikian,  Presiden terpilih Joko Widodo pernah menyatakan keyakinan atas kredibilitas Rini Soemarno, dan hak mengangkat menteri tetap ada di tangan presiden.

 

 

Tentunya menjadi kebanggaan kita bersama melihat mulai aktifnya perempuan-perempuan Indonesia dalam kancah politik.  Semoga akan terus bertambah lagi srikandi-srikandi Indonesia yang menorehkan namanya di berbagai bidang lainnya. 

 
Loading...