Pada tanggal 12 - 14 Juli 2024 berlangsung Workshop Advokasi Berbasis Data Program Makin Terang untuk SP/SB Jawa Tengah dan Yogyakarta. Workshop tiga hari ini diadakan sebagai upaya untuk meningkatkan kekuatan kolektif dan perundingan SP/SB menggunakan data. Kegiatan ini dihadiri oleh 4 pabrik perwakilan SP/SB yakni PT. Adi Satria Abadi – Sleman, PT. IGP Internasional, PT. Parkland World Indonesia – Rembang dan Pt. Shoenary Javanesia Inc (Sji) - Temanggung.
Hari Pertama, 12 Juli 2024
Dibuka dengan pemaparan Program Makin Terang oleh Lydia dari Gajimu.com., Program Makin Terang merupakan kelanjutan dari Program Transparansi Survei Online (2017-2019) dan Data Academy (2020-2022). Perkenalan program dilanjutkan dengan perkenalan para peserta dan harapan pada workshop ini. Semuanya menunjukkan antusiasme dan semangat dalam interaksi yang konstruktif.
Rifki Zulfikar dari TURC melanjutkan sesi dengan membahas hambatan dan tantangan yang dihadapi serikat buruh dalam menghadapi pelanggaran hak perburuhan di tingkat pabrik, untuk membuka mata peserta tentang kompleksitas isu ketenagakerjaan dan pentingnya advokasi yang terstruktur dan berbasis data. Selanjutnya materi dilanjutkan oleh Kinardi (DPC FSP TSK SPSI D.I Yogyakarta) yang menjelaskan konsep "Serikat Buruh Sejati" yang harus dibentuk oleh, dari, dan untuk buruh serta bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab, menekankan pentingnya solidaritas dan kebersamaan dalam memperjuangkan hak-hak buruh.
Sesi selanjutnya dibawakan oleh Dela dari Gajimu.com serta Tuti dari LBH Semarang, sesi terakhir di hari pertama ini membahas konstruksi sosial gender, kekerasan berbasis gender, dan dampaknya di dunia kerja. Peserta didorong untuk memahami bagaimana pembagian kerja yang tidak setara berdampak pada ketidakadilan dan pelanggaran hak-hak buruh perempuan.
Hari Kedua, 13 Juli 2024
Pada hari kedua, sebelum acara dimulai, peserta diminta untuk merefleksikan hasil pelatihan pada hari pertama. Adi dari PT Park Workland Indonesia dan Tri dari PT. Adi Satria Abadi berbagi pengalaman dan kesan mereka tentang hari pertama, utamanya terkait topik gender dan pemecahan masalah dalam advokasi menggunakan metode papan catur. Refeksi dilanjutkan oleh Syaukani Ichsan dari TURC dengan membawa materi tentang memahami data dan informasi. Peserta mempelajari perbedaan antara data kualitatif dan kuantitatif, serta cara mengidentifikasi dan mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk dapat dijadikan sebagai informasi.
Sesi dilanjutkan oleh Rifki Zulfikar dengan materi tentang pentingnya advokasi berbasis data, memahami tujuan dan tahapan advokasi, serta cara menggunakan data untuk memperkuat argumen dan memantau kemajuan advokasi.
Bicara mengenai sumber data, Fifi dari Gajimu.com memperkenalkan website gajimu.com dan gajimu.com/garmen yang dapat digunakan sebagai gudang informasi hukum ketenagakerjaan. Demikian pula sajian data di halaman Info Pabrik yang dapat digunakan sebagai bahan memperkuat advokasi. Selanjutnya Dela menjelaskan cara membaca Data Hasil Survei Kelayakan Kerja, bagaimana melakukan analisis tingkat kepatuhan pabrik dalam hasil survei tersebut. Ditutup oleh Lydia yang menambahkan informasi bahwa di halaman website Gajimu juga terdapat data visual yang bisa digunakan untuk melihat tingkat kepatuhan pabrik secara visual.
Dengan berbekal materi yang telah disampaikan, peserta masuk ke dalam kelompok per pabrik. Mereka diminta berlatih secara langsung menerapkan ketrampilan membaca dan menganalisa data survei kelayakan kerja pabriknya untuk mengidentifikasi isu-isu prioritas, seperti kebebasan berserikat, upah, jam kerja, gender, dsb. Melalui diskusi kelompok yang dipandu oleh para fasilitator dari Gajimu.com dan TURC, peserta akan merumuskan usulan-usulan solusi dan menyusun rencana advokasi yang efektif.
Hari Ketiga: 14 Juli 2024
Hari ketiga diisi dengan sesi presentasi kelompok. Setiap kelompok diminta memaparkan rencana advokasi yang disusun untuk mengadvokasi kondisi kerja yang masih bermasalah sesuai dengan hasil survei kelayakan kerja.
Kelompok 1 dari PT Adi Satria Abadi, Sleman, diwakili oleh Listi, mempresentasikan rencana kerja divisi sarung tangan, termasuk penyediaan APD dan layanan klinik bagi pekerja. Kelompok 2 dari PT Parkland World Indonesia, Rembang, diwakili oleh Adi, mengajukan pelaksanaan upah minimum dan cuti haid tanpa potong gaji. Kelompok 3 dari PT Shoenary Javanesia Inc, Temanggung, diwakili oleh Feri, mengadvokasi pengangkatan karyawan kontrak menjadi tetap dan penyediaan pekerjaan ringan bagi ibu hamil dan menyusui. Kelompok 4 dari PT IGP Internasional, diwakili oleh Safari, menyoroti PHK karena sakit berkepanjangan dan fasilitas ruang laktasi bagi pekerja perempuan. Sesi tanya jawab berlangsung di setiap pemaparan per kelompok untuk memperkaya diskusi.
Melalui diskusi kelompok, peserta berhasil mengidentifikasi berbagai masalah yang dihadapi di tempat kerja. Hasil diskusi menunjukkan bahwa meskipun ada banyak tantangan, langkah-langkah konkret dan terencana dapat membantu SP/SB dalam memperjuangkan hak-hak mereka.
Usai presentasi kelompok, peserta masuk ke dalam sesi Rencana Tindak Lanjut, Post Test, dan diakhiri dengan penutupan. Pada bagian ini, tim fasilitator menyampaikan harapan agar workshop serta upaya pengumpulan data yang berlangsung melalui Program Makin Terang, berguna untuk memperkuat gerakan SP/SB di Indonesia menuju dunia kerja yang lebih adil dan inklusif.
**