- Apa yang dimaksud dengan Polling Prioritas Pekerja?
- Apa latar belakang dari Polling Prioritas Pekerja?
- Apa tujuan dan manfaat Polling Prioritas Pekerja?
- Apa saja isi dari Polling Prioritas Pekerja?
- Siapa saja yang dapat mengisi Polling Prioritas Pekerja?
- Bagaimana alur kerja Polling Prioritas Pekerja?
- Bagaimana serikat pekerja dapat memanfaatkan Polling Prioritas Pekerja?
Apa yang dimaksud dengan Polling Prioritas Pekerja?
Polling Prioritas Pekerja atau WorkerPriorityPoll adalah alat atau instrumen untuk mengumpulkan aspirasi pekerja di perusahaan terkait topik ketenagakerjaan yang menjadi prioritas untuk segera dirundingkan oleh pengurus SP/SB atau perwakilan pekerja dengan pengusaha. Polling ini dapat mendorong terciptanya perundingan kolektif berbasis data untuk peningkatan kondisi kerja sesuai kebutuhan pekerja itu sendiri. Sebagaimana namanya, WPP berbentuk polling yang dapat dianalogikan sebagai ‘kotak saran digital’. Pengisian polling bersifat anonim dan tidak ada identitas pribadi pekerja yang memberi saran yang harus dicantumkan.
Apa latar belakang dari pelaksanaan Polling Prioritas Pekerja?
Sebelum melakukan perundingan dengan pihak manajemen, beberapa SP/SB dalam suatu perusahaan sudah membiasakan SP/SB-nya untuk melakukan pengumpulan aspirasi anggotanya yang merupakan pekerja di perusahaan tersebut. Namun, upaya semacam ini belum membudaya di seluruh SP/SB secara umum. Apalagi bila proses pengumpulan aspirasi ini masih dilakukan secara manual dan untuk mengetahui hasilnya membutuhkan waktu yang relatif lama.
Tim program Makin Terang juga menemukan ada kesenjangan antara hasil dari Survei Kelayakan Kerja dan data laporan perundingan bersama. Sebagai contoh, topik jaminan kerja dan cuti melahirkan merupakan dua topik teratas ketidakpatuhan di pabrik TGSL. Namun, dalam perundingan bersama yang terlaksana di pabrik TGSL, topik teratas yang sering dibahas adalah pengupahan. Artinya, kesenjangan antara Survei Kelayakan Kerja dan laporan perundingan bersama ini perlu dijembatani.
Sistem Polling juga lahir dari evaluasi terhadap Survei Kelayakan Kerja yang mengecek kepatuhan pada kondisi kerja normatif atau kondisi kerja yang lahir karena adanya aturan perundang-undangan yang berlaku. Polling memberi kesempatan bagi pekerja untuk memberi saran pada hal-hal di luar normatif. Misalnya tambahan fasilitas kerja, pelatihan kerja berkala, penyusunan struktur skala upah yang lebih baik, dsb.
Partisipan polling yang luas juga diyakini dapat mewakili kelompok pekerja yang selama ini kurang terwakili sekalipun. Misalnya pekerja perempuan, pekerja dengan disabilitas, pekerja muda, pekerja lansia, dsb
Apa tujuan dan manfaat Polling Prioritas Pekerja?
Bagi pekerja, Polling Prioritas Pekerja memiliki tujuan untuk menyuarakan kebutuhan dan aspirasi mereka di tempat kerja, memilih topik ketenagakerjaan yang paling penting, dan keterlibatan bermakna dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi kondisi kerja. WPP dapat bermanfaat bagi pekerja untuk memperjuangkan hak mereka dengan efektif dan efisien, memperbaiki kondisi kerja sesuai kebutuhan, dan merasa dihargai dan didengar oleh serikat pekerjanya.
Adapun bagi serikat pekerja, Polling Prioritas Pekerja dapat digunakan untuk menyusun agenda perundingan yang sesuai aspirasi dan kebutuhan anggotanya. Selain itu, ia juga dapat membuat kredibilitas dan legitimasi serikat pekerja menjadi lebih kuat dan terpercaya. Hal ini akan mendatangkan manfaat tersendiri bagi serikat pekerja, seperti hasil polling dapat menjadi data yang kuat dan valid untuk berargumen dan berunding secara kolektif sekaligus meningkatkan dukungan dan kepercayaan serikat pekerja. Pada akhirnya, pekerja yang belum berserikat pun akan tertarik bergabung dengan serikat pekerja karena kapasitasnya dalam meningkatkan kondisi kerja.
Apa saja isi dari Polling Prioritas Pekerja?
Pada dasarnya, Polling Prioritas Pekerja dirancang untuk menampung apapun aspirasi pekerja. Demi kepentingan pengumpulan data, aspirasi pekerja ini dikelompokkan dalam 10 topik dan 124 sub topik ketenagakerjaan. Tiap topik memiliki jumlah sub topik yang berbeda.
Berikut adalah daftar 10 topik yang ada di Polling Prioritas Pekerja.
- Kebebasan berserikat
- Hubungan kerja
- Waktu kerja dan waktu istirahat
- Pengupahan
- Perlindungan pekerja perempuan
- Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
- Jaminan sosial
- Fasilitas dan kesejahteraan pekerja
- Pemutusan hubungan kerja dan tata tertib
- Penyelesaian keluh kesah
Siapa saja yang dapat mengisi Polling Prioritas Pekerja?
Seluruh pekerja di suatu perusahaan yang sedang melakukan polling dapat mengisi Polling Prioritas Pekerja. Namun untuk lebih meyakinkan pekerja pada pilihannya, Gajimu.com menyusun alur ideal pelaksanaan Polling Prioritas Pekerja yakni polling sebaiknya dilakukan di perusahaan yang telah memiliki hasil Survei Kelayakan Kerja dan telah dilakukan pemantauan pelaksanaan perundingan bersama.
Bagaimana alur kerja Polling Prioritas Pekerja?
Sebelum pengisian, pekerja terlebih dahulu menerima hasil Survei Kelayakan Kerja dan laporan perundingan bersama dari tim Gajimu. Kemudian, pekerja dapat membandingkan hasil survei tersebut dan kondisi kerja yang dialami di pabriknya. Berbekal hasil analisis tersebut, pekerja dapat mengisi formulir Polling Prioritas Pekerja. Tim Gajimu menerima, mengolah, dan menyampaikan hasil polling kepada pekerja dan serikat pekerja. Baik serikat pekerja dan pekerja dapat mengetahui gambaran masalah di pabrik dan topik yang akan didiskusikan di perundingan bersama manajemen pabrik. Kemudian, serikat pekerja melakukan perundingan bersama dan melaporkan hasilnya. Tim Gajimu menerima, mengolah, dan menyampaikan hasil laporan perundingan bersama kepada serikat pekerja dan pekerjanya. Proses kerja ini akan terus berulang seperti sebuah siklus.
Alur kerja Polling Prioritas Pekerja dapat disimak dalam ilustrasi di bawah ini. Pembagian warna merupakan pembagian peran pihak yang terlibat. Kotak hijau untuk pekerja, kotak oranye untuk serikat pekerja, dan kotak biru untuk tim Gajimu. Pada kelanjutannya, peran tim Gajimu akan digantikan oleh serikat pekerja, sehingga alat polling ini dapat terus dimanfaatkan secara berkelanjutan dan mandiri.
Bagaimana serikat pekerja dapat memanfaatkan Polling Prioritas Pekerja?
Dalam mendukung serikat pekerja memanfaatkan Polling Prioritas Pekerja dengan efektif, tim Trade Union Rights Centre telah menyusun wadah diskusi dan belajar bagi pekerja yang dinamakan ‘lingkar belajar’ atau learning circle. Lingkar belajar ini ditujukan kepada responden pekerja WPP dari lintas serikat pekerja maupun yang belum bergabung dalam serikat pekerja. Bagi responden pekerja dari SP/SB, lingkar belajar dapat menjadi forum belajar dan diskusi untuk memanfaatkan WPP sebaik mungkin agar perundingan kolektif menjadi semakin efektif. Sementara itu, bagi pekerja di perusahaan tanpa SP/SB, learning circle dapat dimanfaatkan untuk mengenal dan memahami pentingnya SP/SB dan perundingan kolektif agar kondisi kerja terus membaik.